Karya : Dita Rosa Utami
Ini adalah cerpen saya yang pertama kali selesai. Saya menulisnya beberapa tahun lalu waktu masih SMA.
Happy reading !
***
Ini dimulai tiga hari lalu saat Ginna pulang sekolah. Seorang pria
bertopeng hitam memberikan kotak merah muda untuknya. Ginna sama sekali
tak dapat mendeteksi pria wajah pria itu, terlebih lagi saat itu sedang
turun hujan.
Sejak kotak itu berada di tangannya, Ginna belum pernah mengintip isi
dalamnya. Ia sangat ragu sekaligus penasaran. Tapi hari ini Gina akan
membuka kotak itu.
Ia mulai melepas pita yang mengikat sekeliling kotak itu sembari menarik
napas beberapa kali. Padahal Cuma membuka kotak, tetapi sensasinya
begitu dahsyat mengguncang jantungnya.
“Wow!”
Ginna mendapati sebuah gaun warna keemasan dari kotak tersebut. Di sana
juga terselip sebuah kartu kecil, 'Aku menyukai sosok Cinderella, aku
ingin kau menjadi Cinderella-ku di pesta nanti.' Tidak ada nama
pengirimnya. Hanya tertera tanggal dan alamat seseorang.
Ginna segera mencoba gaun indah itu. Wajahnya berseri-seri mengagumi dirinya di depan cermin. Gaun itu terlihat cocok untuknya.
Keesokan malamnya, Ginna pergi mengunjungi pesta dengan memakai gaun
pemberian si pria misterius yang ditemuinya empat hari lalu. Tamu
undangan di pesta itu sebagian besar adalah teman-teman SMA-nya. Mungkin
yang berulang tahun adalah salah satu dari teman SMA-nya.
Ginna menjadi pusat perhatian karena gaun warna emasnya.
Acara tiup lilin segera dimulai, para tamu undangan berkumpul di
sekeliling kue ulang tahun yang di atasnya tertancap lilin berbentuk
angka 17. Akhirnya yang berulang tahun keluar juga, namun sayang
wajahnya tidak terlihat karena ditutupi topeng.
Tunggu dulu! Batin Gina. Wajah ditutupi topeng? Mungkinkah dia pria misterius yang memberinya gaun keemasan ini tempo hari?
Setelah acara tiup lilin, tibalah saatnya potong kue. Yang berulang
tahun memberikan potongan pertama pada ibunya dan potongan kedua untuk
ayahnya. Dan potongan ketiga...
Yang berulang tahun berjalan menghampiri Ginna, lalu memberikan potongan
kue pada gadis itu. Ginna menerimanya dengan ragu-ragu.
“Aku senang kamu mau memakai gaun ini di pertaku. Kamu terlihat cantik
seperti Cinderella.” Puji cowok bertopeng sambil tersenyum.
“Siapa kau sebenarnya?”
“Kau akan tahu nanti.” Pria bertopeng bersimpuh sambil memberikan tangannya. “Berdansalah denganku tuan putri?”
Ginna mengerutkan dahi, ia jadi salah tingkah. Ditambah lagi orang-orang
mulaii menyoraki mereka. Gadis itu akhirnya menyambut tangan si pria
bertopeng. Kemudian mereka berdansa diiringi alunan musik romantis.
Mereka sejurus memandang satu sama lain. Dari sorot matanya, Ginna
merasa mengenal cowok ini. Cahaya teduh sepasang mata itu cukup
familiar. Tapi siapa ya?
“Apa aku boleh membuka topengmu?” tanya Ginna.
Cowok itu mengangguk.
Ginna perlahan membuka topeng cowok misterius itu. Begitu topengnya
lepas, Ginna seperti menemukan harta karun. Itu Gilang, cowok incarannya
selama ini. Benar-benar kejutan yang luar biasa.
“Kamu cowok misterius yang memberikan kotak merah muda padaku empat hari lalu?” tanya Ginna memastikan.
“Iya, itu aku. Aku ingin Cinderella datang ke pesta ulang tahunku yang ke tujuh belas ini.”
Ginna tersenyum sambil geleng-geleng kepala akan tingkah ketua kelasnya itu.
“Aku telah memperhatikanmu cukup lama,” akui Gilang.
“Aku juga telah memperhatikanmu cukup lama,” balas Ginna.
Akhirnya, terjawab sudah semua rasa penasaran Ginna. Tidak ada lagi
cinta terpendam dan malu-malu tapi mau di antara mereka. Mereka sudah
saling mengutarakan perasaan masing-masing secara tidak langsung.
Pokoknya, malam ini Ginna bisa berdansa sepuasnya bersama pangerannya.
Bisa juga dibaca di http://sastraboos.blogspot.com
TAMAT