Label

Rabu, 09 Juli 2014

Surat Panjang Tentang Jarak Kita yang Jutaan Tahun Cahaya karya "Dewi Kharisma Michellia"


Novel Surat Panjang Tentang Jarak Kita yang Jutaan Tahun Cahaya berisi 37 surat yang ditulis oleh tokoh ‘Aku’ untuk pria yang disebutnya ‘Tuan Alien’. Ia menulis surat itu setelah mendapat undangan pernikahan dari tuan Alien yang menikah dengan seorang penulis novel handal. Tokoh ‘Aku’ dan tuan Alien bersahabat dekat sejak kanak-kanak.
Bahkan tuan Alien pernah berjanji akan menikahi ‘Aku’ setelah mereka dewasa. Si ‘Aku’ sudah menganggap tuan Alien sebagai satu-satunya pria untuknya, sehingga ia tetap menanti selama bertahun-tahun.
Setelah tamat SMA, si ‘Aku’dan tuan Alien masuk ke perguruan tinggi yang berbeda, dan perlahan mereka juga kehilangan komunikasi. Tahun demi tahun berlalu, dan si ‘Aku’ tetap setia menunggu tuan Alien meski sebenarnya ia tak yakin akan bertemu lagi kelak atau tidak. Sampai usia 41 tahun si ‘aku’ juga tetap menunggu, namun sungguh sia-sia karena tuan Alien akan menikah dengan gadis lain.
Dalam kehancuran hatinya, si ‘Aku’ berteman dengan tuan pemilik toko buku langganannya. Tuan pemilik toko buku yang merupakan seorang gay sangat baik padanya, bahkan menjadi satu-satunya yang peduli dengan masalah ‘Aku’. Di sisi hubungan ‘Aku’ dengan sang ibu juga tidak baik, terutama semenjak ayahnya meninggal dunia.
Di masa awal perkuliahan, ia mengambil dua jurusan, ekonomi dan sejarah. Akan tetapi putus di tengah jalan lantaran dirinya yang tidak konsisten menjalani pilihannya. Setelah cuti dua tahun, ‘Aku’ kembali berkuliah mengambil jurusan psikologi di perguruan tinggi swasta dan berhasil menamatkannya selama enam tahun termasuk kuliah profesi. Namun, ia malah bekerja sebagai wartawan yang juga sempat meliput perjuangan reformasi tahun 1998.
‘Aku’ sempat tinggal di Prancis selama setahun dalam menjalankan program au pair. Ia bertemu dengan seseorang yang ia juluki ‘lelaki yang tampak selalu ingin menangis’, yang juga merupakan montir di salah satu bengkel ilegal di Prancis. Mereka semakin akrab dari hari ke hari. Meski sebenarnya Aku sudah punya kekasih, namun kekasihnya tetap tidak berhasil membuat ia melupakan tuan Alien. Malah lelaki yang tampak selalu ingin menangis itu lah yang berhasil membuat ‘Aku’ sejenak melupakan tuan Alien. Akan tetapi, perasaannya kandas begitu mengetahui jika lelaki yang tampak selalu ingin menangis itu adalah seorang biseksual.
Masalah kembali timbul ketika kekasihnya menelfon dan memberitahu bahwa kekasihnya itu telah menghamili mahasiswinya sendiri, dan selanjutnya harus menikahi mahasiswi itu. Tentu saja ‘Aku’ harus memutuskan hubungan percintaan mereka. Dan hidupnya pun semakin semraut lantaran dokter keluarganya memvonis ia menderita kanker. Tumor tumbuh di kerongkongannya dan mengancam paru-parunya juga. Jika harus dilakukan operasi maka resiko kehilangan suara akan ia tanggung.
Aku merahasiakan penyakitnya dari orang lain, bahkan keluarganya sendiri. Hanya Tuan pemilik toko buku yang tahu penyakitnya. Bahkan di saat penyakitnya semakin serius, Tuan pemilik toko buku tetap setia merawat dan menjaganya. kanker itu telah menghisap energi dan daging-dagingnya, hingga ia menjadi sangat kurus dan harus rawat inap di rumah sakit. Menyadari kondisinya yang makin memburuk, ia telah menulis suratnya yang terakhir kepada tuan Alien. Ia ungkapkan isi hati terdalamnya, dan berharap tuan Alien bisa datang ke pemakamannya kelak.